Saturday, March 2, 2013
Malem ini gue seneng banget karena bisa kembali mengeksiskan blog super geje ini. Seminggu yang lalu gue berpikir keras gimana caranya gue bisa nge-posting di blog ini tanpa password (soalnya lupa passwordnya). Setelah ngubek-ngubek catetan, akhirnya gue nemuin password akun gmail gue yang ini. Okeh fine, tampaknya gue harus bisa ngebersihin debu di blog ini saking lamanya didiemin.
Dan tampaknya blog bakal ga jelas kedepannya soalnya bakal berisi curhatan gue soal hidup. Gue bukan orang terbuka, yang dengan gampangnya curhat sana sini. Ibarat rumah, blog ini semacam Villa pribadi gue dimana gue bisa 'beristirahat' dengan leluasa di sini, villa virtual gue.
Yap, dibanding blog gue yang lainnya, Gue bakal bercerita banyak di sini, mengenai apa saja yang ingin gue ceritain. Harapan gue, semoga gue bisa nyaman di sini.
- Aya
Thursday, July 19, 2012
Belom juga seminggu gue pegang blog ini, tapi kayaknya gue harus evaluasi dulu mengenai isi dan maksud blog ini. Mungkin gue adalah satu-satunya blogger labil yang ada di dunia blogging ini. Itu karena gue punya 4 akun blog yang semuanya gak keurus.
Ups, apa gue seorang blogger?? (berhubung gue ngerasa belum punya ciri khas dalam menulis) #jujur
Tapi, mari kita tinjau secara etimologi.
Setelah gue nanya ke mbah Google, beliau nyuruh gue untuk bertanya ke kakek Wikipedia. Berikut jawaban nya.
Blogger may refer to:
- A person who writes a blog, or weblog
- Blogger (service)
, a web service for publishing blogs
Setelah gue cerna maksud perkataan kakek Wikipedia, ternyata walaupun gue belum berciri khas dalam menulis, gue tetaplah seorang Blogger. Dan Blogger/Blogspot ini adalah media gue dalam menulis. That's the facts.#kembalisemangat
Berikutnya mengenai judul ini, "Buku Harian Aya". Sepertinya judul ini kurang tepat mengingat gue gak memosting semacam diary atau cerita harian gue sehari-hari. Gue blogger moody-an dan tentunya gak produktif. Jadi kayaknya gue mesti ganti judul ini dengan "Catatan Aya" ataupun sama seperti nama situsnya, "Tulisan Aya". Entar lah liat bakal jadi apa judulnya nanti.
Eh kayaknya segitu dulu deh evaluasi blog gue kali ini. Ada yang mau ngasih kripik dan saran? silahkan :D
Dunia
sekarang begitu bebas. Asyik, tapi lo jangan lupa kalo kebebasan selalu diikuti
dengan yang namanya “tanggung jawab”. ‘Loh berarti gak sebebas-bebasnya dong?’
kata siapa gak sebebas-bebasnya? Lo bisa lakuin apa aja sesuka hatimu asal lo
harus bisa mempertanggungjawabkannya kelak. Wuih panjang banget kata itu. Yap,
biar kita selalu ingat betapa pentingnya kata tersebut.
Plis
jangan meneladani perbuatan pejabat-pejabat busuk itu, abis mencuri malah
melarikan diri. Udah ngerugiin Negara, memiskinkan rakyat, ujung-ujungnya
sembunyi. Tanggung jawab dong! BEJAT! *tiba-tiba naik darah :@*
Ah
sudahlah, gue yakin hukum masih berlaku di Negara ini (yah kecuali kalo hukum
juga dibeli. Tragis!). ahhh.. sudahlah cukup, ntar yang ada tensi gue naik
drastis!
Oke,
kembali lagi ke soal kebebasan. Kebebasan bisa apa aja, asal jangan sex bebas. Astaghfirullah, itu dosa.
Kita
ulang lagi.
Kebebasan
bisa apa aja, termasuk kebebasan dalam berbicara, berpendapat. Bahkan kebebasan
berpendapat ini di atur dalam UUD 1945 (maaf gue lupa pasal berapa). ‘trus apa
hubungannya sama UUD 1945?’ gak kok, Cuma mau sok pinter :P. ngomong-ngomong
tentang kebebasan berbicara, gue jadi inget sama salah satu temen gue yang dia
adalah pacar dari sahabat gue Paquita. Dialah Sergio, si manusia “vulgar”.
Ngomongnya yang ceplas-ceplos yang kalo orang Manado bilang “asal malontok”
membuatnya dijuluki sebagai manusia vulgar. Ceplas-ceplosnya bukan yang biasa,
tapi menusuk. Kami, teman-temannya udah biasa menanggapinya :D.
Kami
baru menyadari kalo ternyata Sergio adalah manusia vulgar kelas kakap.
Bagaimana tidak? Kevulgarannya pun bisa muncul di depan public. :O. ceritanya
begini, waktu itu kami mengikuti seminar yang diadakan suatu provider seluler di sebuah hotel di
Manado. Saat itu masih break setelah
makan siang. Kemudian panitia mengadakan games
kecil untuk menghilangkan rasa kantuk setelah makan. Kami ditantang untuk
bermain Angry Birds di aiped panitia.
Skor yang paling tinggi bisa mendapatkan pulsa 50 ribu. Saat salah satu teman
(laki-laki) saya hendak selesai bermain, tiba-tiba terdengar suara Sergio yang
ceplas-ceplos ‘Masih ada lagi satu burungnya’ (kira-kira seperti itu yang dia
bilang). Sontak kami kaget dan menegurnya, astaga bahkan vulgarismenya go public. Masih ada lagi sih
kisah-kisah vulgarismenya yang lain. Mending gue gak kasih tau ke lo semua.
Takutnya otak lo gak bisa mempertanggungjawabkan apa yang terpikirkan. Tau kan
maksud gue? Ah lupakan :P
Itulah
Sergio, salah satu teman gue yang unik. Keunikannya tersebut berdampak positif
pada dirinya sehingga menjadi sangat kreatif dalam menulis di blognya. Gue
adalah salah satu penikmat blognya. Ceritanya menarik dan lebay, tak jarang
teman-temannya masuk dalam cerita di blognya. Mungkin giliran gue nanti kali, Yah
semoga gak :D.
Oya
satu lagi hal unik dari Sergio, dia mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap
orang-orang alay. Berbahagialah Alayer, karena Ia adalah salah satu orang yang
selalu memberi semangat serta menguatkan kalian. Mungkin dia ditunjuk presiden
untuk menjadi duta 4L@Y :P. Ini pernyataanya yang gue kutip dari blognya “…
alay membuat sesuatu lebih indah. Jadi jangan takut ketika anda diolok-olok
karena alay atau lebay tapi be proud,
banggalah atas hal itu, karena anda lebih kreatif dari pada mereka.” Keren kan?
Vulgarisme
tak membuatnya buruk di mata Paquita. Buktinya sampai sekarang pun Paquita
sangat mencintainya. That’s cool! (^^)d
Monday, July 16, 2012
Kemaren gue belanja perabot kosan sekaligus kebutuhan bulanan gue. Eh apa?
Belanja?? Kalo soal ini gue ahlinya. Gue adalah SMART BUYER. Tolong jangan hanya terpikir pada Smart phones atau smart TV. Karena
“Smart” tak hanya tersurat dalam
sebuah obyek tapi juga tersirat dalam sebuah obyek. Mau bukti? Ambillah cermin,
dan bercerminlah! Kita diciptakan Tuhan untuk menjadi Makhluk Pintar dan paling
mulia di antara makhluk-makhluk-Nya yang lain. Namun banyak manusia yang
menggunakan kepintarannya di jalan yang salah. Sayang banget ya?! Oya, jangan
lupa juga kalo Smart phones
diciptakan oleh smart man. :)
Kembali
ke Lap… eh salah maksud gue SMART BUYER!
Hampir saja gue jadi kayak Tukul Mas koki. Ehehee.. :P. Sepertinya capslock gue
jebol deh kalo nulis dua kata itu. Wkwkwk. Keyboard
gue kayaknya udah jadi smart keyboard
nih sampe-sampe udah tau kata pamungkas gue :)
SMART BUYER. I’m a SMART BUYER. Yang setuju mana suaranyaaa?? Sepertinya memang hanya
suara gue yang terdengar dari tadi. Ahahaha. Ya benar, gue emang merasa kalo
gue adalah salah satu SMART BUYER. Dua orang telah mengakuinya. Salah satunya
Rosalinda, temen gue.
Kata
orang Pelit dan Irit itu beda tipis. Salah satu teman gue, Fernandito yang juga
merupakan presiden di salah satu perserikatan finansial terkemuka di negeri ini
(entah negeri apa??), mati-matian membahas masalah ini di blognya. Berkali-kali gue kasih tau kalo
gue ini bukan pelit, gue hanya selalu menggunakan uang dengan bijak. Pernyataan
gue ini diiyakan juga oleh Fernandito.
“Kalo
ada yang murah, kenapa mesti bayar
lebih?” slogan ini memang keren! Buat apa sih kita berburu barang yang
jelas-jelas menguras isi dompet? Karena Brand
kah? Sampai kapan kita mau ditipu brand?
Syukur-syukur kalo brandnya
berkualitas. Nah kalo misalnya ada dua barang yang keduanya punya kualitas yang
sama namun harganya berbeda? Lo bakal pilih mana? Yang lebih murahkah? Atau
yang lebih mahal?
Kemaren itu gue belanjanya enjoy banget. Gue
senang, karena gue bisa ngedapetin barang-barang yang gue cari dengan harga
yang relatif murah. Gua puas. Itu berarti gue dapet seni belanjanya. Oh iya satu
lagi, belanja pada waktu yang tepat juga penting banget loh. Lo mesti tau
waktu-waktu kapan, pasar/swalayan kurang pengunjungnya. :D
Oya
berhubung gue adalah SMART BUYER, gue
mau ngasih tips super buat lo supaya bisa belanja dengan senang hati dan dapet
seni belanjanya. Cekidot gan!
- Saat masih di rumah
- Rencanakanlah waktu belanja. Hindari Tanggal-tanggal muda dan Tanggal-tanggal tua. Tanggal-tanggal segitu biasanya banyak yang berbelanja. Peningkatan pembeli berbanding lurus dengan peningkatan kemacetan troley serta antrian panjang di kasir.
- Buatlah shopping list atau daftar belanjaan (kalo perlu dengan prediksi harganya juga). Ini bertujuan agar waktu lo di pasar/pasar swalayan bisa berjalan efektif. Lo akan terhindar dari gerakan bolak-balik yang melelahkan di tempat yang itu-itu aja hanya karena lo lupa ngambil barang di sekitar situ.
- Tentukan sebelumnya toko/pasar/pasar swalayan yang hendak lo kunjungi. Lo harus punya referensi toko/pasar swalayan yang harganya relative murah. Buat lo yang jago nawar, ada baiknya lo ke pasar tradisional. Ilmu jago nawar lo gak akan berguna jika lo berbelanja di pasar swalayan. Lo bisa super happy karena mendapatkan barang-barang yang super murah di pasar.
- Yang terpenting adalah DUIT. Lo harus punya duit dulu baru bisa belanja. Sistem barter barang udah gak jaman lagi sekarang, apalagi di kota. Lebih baik sediakan uang yang lebih. Ini penting agar tidak terjadi peristiwa minjem duit di kasir. Ada lagi peristiwa memalukan yang sering terjadi ketika lo baru nyadar kalo duit lo gak cukup yaitu, kaget-melongo-panik dan ‘mbak, barang ini dibatalin aja’ sementara orang-orang yang mengantri di belakang lo menyaksikan peristiwa memalukan ini.
- Saat berada di toko/pasar swalayan
- Cek dompet sebelum memasuki toko/pasar swalayan. Pastikan duitnya ada. Kalo gak ada, silahkan cari ATM, kalo gak ada mending pulang aja dan baca lagi tips gue yang di atas! (=,=”)
- Optimalkanlah keberadaan “shopping list”, mulailah mencari barang dari sisi yang paling ujung. Jangan memulai dari tengah. Manfaatkanlah waktu sebaik mungkin!
- Jangan mudah tergiur dengan barang-barang yang tidak lo perlukan. Carilah barang yang ada di daftar belanjaan lo.
- Jika menemukan jenis barang dengan harga yang berbeda, lo harus memutuskan dengan beberapa pertimbangan, 1). Kualitas; 2). Kuantitas; dan 3). harga. Cermati barangnya. Merk apa pun itu, jika lo tau kualitasnya baik, kuantitasnya banyak, dan harganya yang agak murah, selamat! Lo berhasil mendapatkan barang yang lo cari. Jangan pernah memandang brand karena barang brand belum tentu berkualitas. Jika lo menjumpai barang yang kualitas jauh lebih bagus ketibang merk yang lain namun harganya agak sedikit mahal, masukanlah barang itu dalam keranjang/trolley lo. Tapi jika kualitas tiap merk lo anggap mirip, maka carilah yang harganya lebih murah, tapi ingat lo harus memeriksa kuantitasnya. Terkadang harga menipu. Jadi cermatlah dalam memilih barang!
- Sebelum memasuki kasir, periksa kembali shopping list dan belanjaan lo. Pastikan apa yang tertera di daftar belanjaan telah lengkap di dalam keranjang/trolley lo. Ini penting agar supaya lo gak keluar dari antrian hanya karena ada barang yang kelupaan. Kan sayang waktu ngantri jadi sia-sia.
Itulah
tips belanja gue. Semoga bermanfaat. Gampang kan jadi SMART BUYER? Intinya gunakanlah duit secara bijak, hargailah duit! :)
Sunday, July 15, 2012
Setelah
tamat S1 dan setahun menganggur, akhirnya orang tua gue nyuruh gue untuk
melanjutkan pendidikan di jenjang S2. Ortu gue lebih senang kalo gue jadi
dosen. Sekarang ini, jadi dosen gak gampang. Ijazah S1 dan pengetahuan
yang minim belom cukup untuk menjadikan
gue tampil di depan kelas menghadapi para mahasiswa. Istilahnya, “bagai jeruk makan jeruk”. Sadar Ya!
Barangkali lo juga lebih bego daripada mahasiswa bego! OK GUE SADAR!
Gue
kudu ngambil S2. Dan gue harus berjuang untuk ngedapetin satu bangku di
Universitas X. Universitas X memiliki daya pikat yang tinggi bagi para
pelamarnya. Termasuk gue, salah satu lulusan kacangan.
Gue dan
salah satu temen seperguruan dulu di Universitas Y, Rosalinda berjuang keras
untuk menjadi salah dua (bukan salah satu lagi, ini Jamak!) lebah yang
beruntung untuk dapat menikmati manisnya bunga itu.
Setelah
ribet dalam memasukkan berkasnya, Gue, Rosalinda dan beratus pelamar harus
menghadapi serangkaian tes. Untuk program studi gue, ada 4 tes yang harus
dilalui. TPA, TOEFL, Tes tertulis dan Wawancara. Gue dan Rosalinda belajar
mati-matian (Untungnya gak mati :D).
Setelah
beberapa kali ikut TPA dan TOEFL, skor gue akhirnya bisa lebih dari cukup.
(keliatan ya kalo gue bodoh?! (=,=”)). Begitu pula Rosalinda (Maksudnya dapet
skor lebih dari cukup, gak usah bodohnya. Baiknya gue) *siap-siap minta upah
kebaikan pada Rosalinda*
Tes
Tertulis dan Wawancara pun akhirnya datang. Saat itu gue gugup banget. Takutnya
apa yang gue pelajari gak keluar. Kali ini gue gak bisa open note, open book,
apalagi nengok kanan-kiri-depan-belakang. Percuma, karena jarak antarmeja
peserta jauh, dan mereka bukan temen-temen yang gue kenal. Malu-maluin aja!
Gue
terpaksa berjuang sendiri mencari jawaban yang terseimpan di dalam otak. Dengan
susah payah jawabannya muncul di kertas ujian gue. Semuanya gak mengalir lancar
100% tertulis di atas kertas. Gue tertatih-tatih dalam menyusun jawaban yang
pas dan jelas. Kertas jawaban penuh coretan. Ahh.. untungnya coretannya tak
separah anak-anak yang baru belajar menulis. Bisa-bisa gue langsung disuruh
balik ke TK lagi (=,=”). Dari delapan soal, ada satu soal yang membuat gue
tiba-tiba jadi manusia paling bego. Otak gue bahkan gak mampu memikirkannya.
Mungkin pertanyaannya sama seperti pertanyaan terakhir dalam mendapatkan 1 Milyar di
kuis Who Wants To Be A Milyarder.
Susah banget. SUMPAH! Makanya kalo ada yang nanya ‘gimana tes tertulis tadi?’
Gue langsung setres dan muncul semacam perasaan takut untuk mengingatnya lagi (T.T).
Saatnya
Wawancara. Gue mulai gemetaran. Rasanya seperti jantung mau copot. Perasaan
campur aduk. Takutnya gue salah jawab, dan gugur. Sebelumnya gue udah
mengantisipasi pertanyaan yang bakal dilontarkan pe-wawancara. Antisipasi gue
terlalu jauh. Ternyata gue hanya ditanyai pertanyaan standar yang bahkan lidah
gue pun bisa bekerja sendiri tanpa perlu ada campur tangan otak. :D
Setelah
perjuangan panjang, kami berdua berkesampatan menimba ilmu magister di
universitas tersebut. Alhamdulillah…
semua berkatNya.
Gue
bener-bener gak nyangka banget. Disamping kerja keras, gue yakin banyak yang
ngedoain gue, thanks all :’) Ke
depannya gue bakalan berusaha untuk menjadi lulusan yang gak kacangan lagi.
Saturday, July 14, 2012
Tahun
lalu gue tamat kuliah S1 pada Universitas Y di sebuah kota kecil
Indonesia. Gak nyangka banget kalo gue
bisa ngabisin waktu selama 5 tahun dalam memperoleh gelar sarjana. Dengan waktu
yang selama itu mungkin diolok-olok mahasiswa hukum dan ekonomi di Universitas
Y. Walaupun mungkin tak ada yang bangga, tapi gue tetep bangga sama diri gue
sendiri. :’)
Lima
tahun mengalami suka duka bangku kuliah. Lima tahun berjuang bersama
teman-teman seangkatan dan tentunya dengan teman-teman sepermainan gue. Ahh..
sungguh mengharukan.
Ngomong-ngomong
dengan teman sepermainan, gue punya cerita tragis dengan salah satu dari
mereka. Dialah Valeria, salah satu teman sepermainan yang menurut gue deket
banget (gak tau menurut dia). Yah intinya kita berdua emang deket. Gue nganggep
dia sebagai sahabat. Dan menurut kamus gue, “semua sahabat adalah teman, tapi
semua teman belum tentu sahabat” lo bisa pikir sendiri lah apa maksud kamus gue
itu.
Singkat
cerita, akhirnya Valeria punya pacar. Dia sayaaaaaang banget ma pacarnya itu.
Walau berkali-kali disakiti, tapi ia tetap memaafkan pacarnya. Aneh ya?! Itulah
kata orang kalo cinta itu buta. Menurut gue itu namanya BEGO! Tapi gue tetep
harus bisa memakluminya, itu nyata terjadi di sekitar gue. Bego juga gue! ==a
Sampai
suatu waktu, jauh setelah kami lulus, hal itu terjadi. Gue “digoda” (bahasa
kasarnya) pacarnya via sms. Dia bilang kalo sebelum ketemu Valeria, Dia lebih
dulu suka sama gue. Jelas gue gak percaya. Apa sih maksud orang ini?? Apa dia
mau menghancurkan persahabatan gue ma pacarnya?? Dan waktu itu gue berpikir
kalo dia cuma ngerjain gue. Tapi maksud sms-smsnya makin aneh dan mengarah ke
upaya penggodaan terhadap gue. Berkali-kali dia bilang di sms kalo gue gak
boleh ngasih tau ke Valeria. Kampret bener ni cowo!
Gue
dilema. Di satu sisi, gue mesti ngasih tau bejatnya pada Valeria. Dan di sisi lain gue harus jaga
amanat. Argh tapi itu amanat kotor! Mana bisa gue jaga hal kotor tersebut??
Akhirnya
gue kasih tau ke salah satu sahabat gue, Paquita. Ia juga sangat dekat dengan
Valeria. Dan Ia jugalah yang menjadi saksi dari kasus ini. Paquita percaya sama
gue. Ia percaya kalo gue berada dalam posisi korban penggodaan. Ia menyarankan
gue untuk mengabaikan amanat pacar Valeria dan kemudian memberitahukan
segalanya pada Valeria.
Begitu
pula kata Alfredo, sahabat gue yang lainnya. Setelah gue ceritain masalah
tersebut ke Alfredo, ia juga menyarankan gue untuk memberitahukan segala
kebusukan laki-laki itu ke pacarnya, Valeria.
Oke,
gue semakin terdorong untuk memberitahukan semuanya ke Valeria. Berkali-kali
gue dan Paquita mengajak dia hang out
untuk berbicara delapan mata (gue bermata empat) dengannya. Tapi berkali-kali
juga dia menolaknya, dan sepertinya dia beri tau pacarnya. Upaya baik pun
gagal. Tapi gue tetep berkeras untuk memberitahukan semuanya pada Valeria.
Valeria tampak penasaran, dan akhirnya saya ceritakan segalanya via telepon.
Valeria menangis, dan entah kenapa gue merasa bersalah banget.
As expected,
Valeria tetap memaafkan pacarnya. Ia benar-benar telah dibutakan oleh cinta.
Dia memutuskan untuk lebih memilih pacarnya, dibanding gue sahabatnya. Pacarnya
mungkin mengancamnya. Persahabatan kami hancur. Gue dituduh mau merebut pacar
dia. HELOOW?? Gak salah tuh? Bukannya
pacar lo yang kegatelan ma gue?? GUE GAK BAKALAN SETEGA ITU NGEREBUT PACAR SAHABAT
GUE SENDIRI, dodol! Suruh pacar lo ngaca!!
Gue
dibenci tanpa alasan yang logis. Gue di-unfriend
di facebook dan di-unfollow di twitter. Se-pedas apapun kata-kata gue, mulut Valeria lebih pedas. Terkadang
dia sinis banget sama gue. Beberapa tweet
gue direspon negatif olehnya. Lo sinis
karna hati lo udah berpenyakit kayaknya. Gue berasa artis ya gara-gara
di-stalking lo, my unfollower. Wkwkwk…
Tapi
gue gak akan pernah takut dengan kesinisannya. Gue berada di posisi korban.
Seenggaknya gue udah jujur ma dia, terserah dia mau menanggapinya seperti apa.
Paquita adalah saksinya, dan jika masalah ini gue certain ke temen-temen
sepermainan gue yang lain, gue yakin banget mereka juga akan memihak gue. Tapi
sudahlah, gue memilih untuk bungkam, biarlah yang lain tau sendiri. Gue cuma
kasihan sama Valeria, tapi itulah pilihan hidupnya. Semoga dia akan mendapatkan
kebahagiaan dengan pilihannya tersebut. Sekarang gue memilih untuk mengabaikannya.
Tanpa dia hidup gue akan terus berjalan. Lagian gue punya banyak temen dan
sahabat yang jauh lebih ngehargain gue. :)
Begitulah
kisahnya, gue yakin elo-elo semua bukan Valeria. Gue juga berharap elo-elo
semua akan mendapatkan pacar yang baik, bukan seperti pacarnya Valeria. Harapan
gue semoga gak ada lagi kisah cinta yang dibutakan lainnya. Logika seenggaknya
masih diperlukan setelah hati diracuni.
Subscribe to:
Posts (Atom)